Skip to main content

Bagaimana Cara Meningkatkan Kondisi Finansial Secara Umum?

Salah satu cita-cita utama gue adalah mencapai financial freedom atau kebebasan finansial. Meskipun kerjaan gue dokter yang notabene jauh dari pembahasan dan topik finansial, gue selalu tertarik sama hal-hal yang berbau keuangan.

Pemikiran mengenai kebebasan finansial ini semakin menguat ketika gue mulai berumah tangga, apalagi pas punya anak. Bayangin aja, gue sempet gatau berapa kisaran biaya bersalin, gatau berapa simpenan uang gue secara umum, bahkan gatau alokasi pengeluaran gue kaya gimana. Pokoknya waktu itu era kegelapan deh, karena gue hampir gak tau apa-apa.

Setelah era itu, gue mulai belajar dari buku-buku atau artikel, terus mulai menata kondisi finansial gue perlahan-lahan. Gue mulai ngerti gimana alokasi pengeluaran, investasi, dan printilan-printilan lainnya.

Nah, di tulisan kali ini gue mau sharing tentang ilmu-ilmu finansial yang sejauh ini gue baca. Ini gue anggep sebagai catatan pribadi tentang finansial gue, yang kali aja bisa membantu atau mencerahkan lo yang masih gelap atau galau tentang kesehatan finansial.

Ohiya, silahkan kalo ada yang lebih ahli atau lulusan ekonomi untuk mengoreksi atau menambahkan catatan gue ini.

Yak, kita mulai aja ya. Gimana sih caranya meningkatkan kesehatan finansial lo secara umum?

Image result for financial

1. Tingkatkan Ilmu Finansial

Saran pertama dan utama yang bisa gue kasih adalah LO HARUS BELAJAR!

Belajar itu penting banget karena hampir gak mungkin lo bisa naikin kondisi finansial lo tanpa ngerti ilmunya. 

Jujur aja, gue gak belajar ilmu ekonomi nya langsung. Tapi gue belajar dari buku-buku yang mengklaim bisa ngajarin lo tentang ilmu finansial itu. Nah beberapa buku yang gue anggep bisa meningkatkan ilmu finansial lo antara lain:

a. The Richest Man in Babylon (George Samuel Clason)
b. Personal Finance for Dummies (Eric Tyson)
c. Rich Dad Poor Dad (Robert T. Kiyosaki)

Kalo lo males baca buku dan sukanya main sosmed. Liat akun Jouska deh di instagram (@jouska_id) dan twitter (@Jouska_id). Btw, gue disini bukan promosoiin jouska yak, tapi emang untuk ilmu finansial buato orang awam, akun ini bermanfaat banget.

2. Tentukan Tujuan Finansial

Nah ini penting banget, lo mesti tau tujuan finansial lo apa. Karena tanpa tujuan, lo sama aja belajar atau bergerak tanpa arah kan. Cieelaaah

Misalnya tujuan A dalam 30 tahun ke depan itu mau jadi crazy rich jakarta, sedangkan B dalam 30 tahun ke depan mau pensiun aja. Udah jelas kan dua tujuan yang berbeda itu bakal butuh stratetegi finansial yang beda juga.

Yang lebih realistis deh, misal tujuan finansial A, seorang PNS, dalam 5 tahun ke depan bisa DP rumah, sedangkan tujuan finansial B, seorang kuli bangunan, dalam 5 tahun ke depan bisa buka bisnis bakso di depan rumahnya. Nah, beda kan pasti strategi menyimpan uangnya.

Ahiya, dalam menentukan tujuan finansial ini jangan cuma mikirin uang dan barang-barang yang bisa dibeli dengan uang. Lo mesti juga mikirin hal-hal lain yang gak bisa dibeli dengan uang tapi lebih berharga, misalnya pasangan, anak, keluarga, teman, atau passion. Jangan sampe lo punya banyak uang tapi semua temen dan keluarga lo jauhin lo!


3. Ukur Kesehatan Finansial 

Pertama-tama yang bisa lo lakuin untuk mengukur kesehatan finansial lo itu lo catat berapa banyak aset dan liabilitas yang lo punya. 

Aset itu gampangnya apapun yang dapat membuat uang masuk ke kantong lo, contohnya bisnis, kosan, saham, dll.

Kalo liabilitas itu apapun yang dapat mengeluarkan uang dari kantong lo, contohnya utang kartu kredit, mobil, hape, dll. 

Loh kenapa mobil termasuk ke dalam liabilitas gue? Mobil lo perlu biaya perawatan dan bensin kan? Artinya itu bikin uang keluar dari kantong lo dong.

Kedua, lo catat pengeluaran dan pendapatan lo. Terus lo liat gimana cashflow lo. 

Apa sih cashflow itu? Cashflow itu aliran duit yang masuk atau keluar dari lo. Inti dari poin kedua ini sih lo tentuin tuh cashflow lo setiap bulan atau setiap tahunnya itu positif atau negatif. Positif itu artinya lebih banyak uang yang masuk ke kantong lo, sedangkan negatif itu lebih banyak uang yang keluar dari kantong lo.

4. Buat Anggaran

Ngebuat anggaran itu penting banget, sepenting apakah lo punya rencana dalam menjalani hidup lo? 

Kalo lo gak punya rencana ya biasanya berantakan hidup lo. Sama kaya kondisi finansial lo misalnya gak lo rencanain.

Bikin anggaran atau budget juga gak usah ribet ribet kok (kecuali lo orang yang super detail), cukup gambaran kasar aja untuk alokasi pendapatan lo. Gue kasih contoh dikit ya:

Biaya hidup sehari-hari 70%
Investasi 10%
Nabung traveling 10%
Foya-foya 10%

Nah misalnya gaji lo 10 juta sebulan, tinggal dibagi-bagi aja berdasarkan persentase itu. Gampang kan?

Iya gampang kok, yang susah itu konsisten menjalaninya. Biasanya kalo ada uang sisa tuh bawaannya pengen diabisin aja, ngaku?!

Ngebuat anggaran ini personal banget, bakal beda kebutuhan antara masing-masing keluarga. Bahkan gue ketika pindah dari Indonesia ke Jepang pun, anggarannya beda loh.

Gue pribadi ngebuat anggaran berdua sama istri gue di spreadsheet microsoft excel. Terus gue track pendapatan dan pengeluaran gue dengan aplikasi di smartphone, yang gue pake tuh monefy.

5. Mulai Investasi Sedini Mungkin

Ini penting banget. Investasi itu gampangnya untuk membuat uang lo bekerja untuk lo atau membuat lo bisa menghasilkan uang sambil tidur. 

Nah contoh investasi itu banyak macemnya, antara lain

a. Obligasi (memberi pinjaman ke perusahaan atau negara)
b. Saham (menanam modal di perusahaan)
c. Logam mulia (emas, perak, dkk)
d. Real estate (apartemen atau kosan atau rumah yang lo sewakan)
e. Reksadana (memberikan uang kepada manager investasi untuk dikelola)

Sebenernya masih banyak lagi contoh investasi, misalnya barang antik, cryptocurrency, komoditas, dll. Tergantung pilihan lo cocoknya sama yang mana.

Untuk yang masih galau apakah perlu investasi atau hanya perlu menabung saja, silahkan baca disini Pilih menabung atau investasi?

Gue pribadi sih sejauh ini megang obligasi, saham, dan logam mulia. 

Oiya untuk milih investasi mana yang cocok, lo mesti pelajarin investasi itu masing-masing dengan bener. Karena beda investasi beda juga potensi keuntungan dan risikonya. High gain high risk lah ya. 

Selain itu yang penting juga adalah mengetahui profil risiko lo, karena risiko yang bisa ditanggung setiap orang itu beda-beda dan personal. 

Setelah lo tau tentang investasi dan profil risiko lo, baru deh nyemplung ke investasi. Kalo misalnya lo main langsung nyemplung aja, ada risiko lo malah menghambur-hamburkan uang, bukannya investasi, hahaha.

Oke, sekian dulu dari gue. Semoga bermanfaat buat yang membaca dan buat diri gue sendiri. Membagi dan mencatat begini juga salah satu cara gue untuk review ilmu yang udah gue pelajarin sejauh ini.

Sekali lagi, semoga bermanfaat!

Adam Prabata
Kobe, Jepang
6 Maret 2019








Comments

Popular posts from this blog

Membawa Keluarga ke Jepang (Part. 2)

Part. 2 JEPANG (Setelah Keberangkatan) Buat yang belum baca part. 1 nya, silahkan baca dulu disini ya supaya lebih nyambung  Membawa Keluarga ke Jepang (Part. 1) Residence Card, Juminhyo, dan Asuransi Kesehatan Gue sampe di Jepang pada tanggal 27 September 2018. Hal yang gue lakukan pertama kali adalah membuat residence card dan asuransi kesehatan . Residence card  ini adalah kartu identitas kita selama disini, ya mirip mirip KTP lah kalo di Indonesia. Asuransi Kesehatan itu langsung gue buat karena emang biaya kesehatan di sini mahal banget. Oiya, pembuatan residence card  dan asuransi kesehatan disini sangat cepat, cuma 1-2 jam. Beda jauh sama pembuatan KTP di Indonesia yang bisa sampe 6 bulan, itu aja kadang belom tentu udah jadi, hahaha. Setelah itu gue juga membuat Juminhyo  yaitu surat alamat tempat tinggal kita. Pembuatannya juga gak sampai 1 jam. Residence card , asuransi kesehatan, dan juminhyo  ini dibuatnya di satu tempat,...

Sandwich Generation, Apakah Itu dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Apakah kalian pernah mendengar sandwich generation? Apakah kalian mengerti arti dari sandwich generation? Atau jangan-jangan malah kalian termasuk sandwich generation? Pertama kali gue mengetahui atau mendengar mengenai sandwich generation  adalah dari akun penasihat finansial yang hits di instagram, yaitu Jouska. Sebelumnya gue gak pernah mendengar istilah ini sama sekali karena memang di keluarga dan lingkaran pertemanan gue tidak ada yang berminat membicarakan perencanaan keuangan. Jadi apa itu sandwich generation ? Sandwich generation adalah generasi yang harus membiayai orang tua padahal mereka harus juga membiayai anak mereka (Merriam-webster).   Situasinya biasanya adalah pasangan yang sudah menikah, tidak menutup juga yang belum menikah, berusia 30-40 tahun, dengan tanggungan anak yang butuh dibiayai kehidupan dan pendidikannya. Pada saat bersamaan, pasangan tersebut juga memiliki orang tua yang sudah sepuh serta tidak berpenghasila...

Selamat Ulang Tahun yang ke-2 Bang Arka!!

Hari ini, waktu fajar menjelang, tepat 2 tahun yang lalu engkau dilahirkan. Setengah gak percaya juga akhirnya aku menjadi seorang ayah. Ya, aku, orang yang masih banyak kekurangan di segala aspek, ternyata dipercaya oleh Allah untuk mengemban amanah berupa seorang anak laki-laki. Waktu terus berjalan seiring dengan pertumbuhan dan perkembanganmu. Mulai dari hanya bisa menangis, kemudian merayap, merangkak, berjalan, melompat, hingga sekarang bisa ikut menirukan bahkan mengobrol dengan ayah dan bunda. Aku sebagai seorang ayah selalu berusaha membersamaimu dan selalu berusaha menjadi yang pertama, minimal kedua setelah bunda, yang menyaksikan langkah pertamamu dalam menjalani setiap tahapan. Aku sebagai ayah hanya ingin mengucapkan Selamat ulang tahun Bang Arka! Semoga Allah selalu mengaruniamu umur panjang, kesehatan, serta pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Semoga Allah juga mengarunia kesehatan dan umur panjang kepada ayah dan bunda agar selalu bisa menjaga d...