Skip to main content

Apa itu Diabetes Mellitus? dan Bagaimana Cara Mengatasinya?



Pernah mendengar penyakit diabetes mellitus tipe II? atau diabetes? atau sakit gula?

Ketiga istilah tersebut sama aja, intinya adalah tentang diabetes mellitus tipe 2. Penyakit ini sudah banyak mengenai orang di Indonesia, terutama yang sudah berumur. Banyak informasi dan kabar simpang siur juga tentang penyakit ini, yang belum tentu jelas kebenarannya.

Nah biar lebih jelas kebenarannya, gue mau bahas beberapa hal terkait penyakit ini.

Disclaimer: Tulisan ini tidak dapat digunakan oleh tenaga kesehatan ataupun masyarakat untuk menegakkan diagnosis dan memberikan tatalaksana untuk pasien Diabetes Mellitus Tipe II.

Yak, kita mulai aja ya



Definisi

Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau dua-duanya.

Banyak istilah ribet ya? Gue jelasin satu-satu nih.

Hiperglikemia adalah peningkatan kadar gula di dalam darah yang berada di atas nilai normal. Nilai normalnya akan gue jelasin di bawah.

Insulin  adalah hormon yang membantu penyerapan gula darah ke dalam tubuh. Jadi kalo insulin ini jumlahnya berkurang atau kerjanya terganggu, maka penyerapan gula darah juga terganggu, yang akhirnya akan menyebabkan banyak gula di darah tidak terserap. Banyaknya gula di dalam darah yang tidak terserap ini menyebabkan kadar gula darah meningkat.

Diabetes mellitus ini terbagi menjadi dua, yaitu diabetes mellitus tipe I dan diabetes mellitus tipe II.

Apa bedanya?

Diabetes mellitus tipe I itu kadar gula darah meningkat karena defisiensi insulin absolut. Artinya emang jumlah insulin di dalam tubuh sangat sedikit. Sedikitnya jumlah insulin di dalam darah tersebut disebabkan oleh kerusakan yang dialami oleh sel beta pankreas. Sel beta pankreas itu adalah pabrik penghasil insulin.

Diabetes mellitus tipe II itu kadar gula darah meningkat karena defisiensi insulin relatif dan/atau resistensi insulin. Artinya jumlah insulin di dalam tubuh sebenernya cukup malah bahkan sangat tinggi, tapi tubuh tidak merespon dengan adekuat, seolah-olah jumlah insulinnya kurang.

Kalo diabetes mellitus tipe I itu biasanya gejalanya udah ada dari kecil, tapi kalo tipe II biasanya terjadi pada orang dewasa dan lebih sering ditemui di masyarakat. Nah pembahasan berikutnya lebih menekankan kepada diabetes tipe II.

Diagnosis Diabetes Mellitus

Mengetahui apakah lo itu terkena diabetes mellitus apa enggak itu gak sesederhana, "aduh kok gue sering pusing ya? waduh gue diabetes nih."

Memastikan kalo seseorang terkena diabetes meliitus itu harus memenuhi kriteria tertentu, antara lain:

1. Gula darah puasa >126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam

Kalo kriteria nomor 1 ini terpenuhi, lo langsung didiagnosis sebagai penderita diabetes mellitus. Tapi lo harus bener-bener mastiin kalo sama sekali gak ada asupan kalori selama 8 jam sebelum lo periksa gula darah. Puasa ini gampangnya lo cuma boleh minum air putih tanpa glukosa, gak boleh minum atau makan yang lain.

2. Gula darah >200 mg/dl pada 2 jam setelah diberikan gula sebanyak 75 gram

Ini sama kaya nomor 1, kalo terpenuhi, maka lo langsung didiagnosis sebagai penderita diabetes mellitus. Pada pemeriksaan ini, lo wajib mastiin kalo gula yang diberikan ke lo itu sebanyak 75 gram, kalo bisa ya gak kurang gak lebih. Biasanya laboratorium yang memfasilitasi pemeriksaan ini akan ngasih lo air gula nya kok, tenang.

3. Gula darah sewaktu >200 mg/dl dengan keluhan klasik

Gula darah sewaktu ini kapan aja diperiksanya bebas. Tapi harus disertai dengan keluhan klasik, antara lain banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), banyak buang air kecil (poliuria), dan penurunan berat badan tanpa alasan jelas.

4. Pemeriksaan HbA1c >6,5%

Pemeriksaan HbA1c ini lo mesti agak waswas liatnya karena banyak kondisi yang bisa bikin hasilnya gak terlalu valid, contohnya anemia atau gangguan ginjal. Selain itu kalo lab tempat lo periksa gak terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP), lo boleh ragu dengan hasilnya.

Setelah baca ini, udah tau kan ya jadinya kapan seseorang itu bisa dibilang punya penyakit gula atau diabetes mellitus. Berikutnya kita bahas gimana sih cara ngatasinnya?

Bagaimana Cara Mengatasi Diabetes Mellitus?

Secara garis besar cara mengatasi diabetes mellitus itu terbagi menjadi 4, antara lain:

1. Edukasi

Edukasi itu artinya seandainya lo atau anggota keluarga lo ada yang terkena diabetes mellitus, lo berhak untuk dapat pendidikan mengenai hal itu, terutama dari dokter atau tenaga kesehatan yang melayani lo atau keluarga lo. Lo boleh sih mendidik diri lo sendiri, tapi kemungkinan salah arah gede banget.

Nah hal-hal penting yang lo perlu tau tentang diabetes adalah:

a. Apa itu penyakit diabetes mellitus? dan bagaiaman perjalanan penyakitnya?
b. Apa saja komplikasinya?
c. Apakah diabetes mellitus bisa sembuh?
d. Apa saja obatnya dan bagaimana cara penggunaannya? dan apakah ada terapi lain selain obat?
e. Kapan harus kontrol? dan kapan perlu dibawa ke unit gawat darurat (UGD)?

Sebenernya masih banyak pertanyaan lain yang bisa ditanyakan, tapi 5 poin di atas gue rasa paling penting untuk awal lo ketahuin. Kalo lo atau keluarga lo terkena diabetes dan lo gak tau jawaban dari salah satu pertanyaan di atas, lo harus minta penjelasan ke dokter yang megang lo atau keluarga lo yang kena diabetes.

2. Makanan

Prinsip dasar dari makanan untuk pasien diabetes itu sama kaya orang pada umumnya, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pembatasan makanan serta perhitungan kalori sebaiknya langsung ditanyakan ke dokter yang terkait.

3. Latihan Jasmani

Latihan jasmani yang dianjurkan adalah 3-5 kali seminggu sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit per minggu. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani aerobik dengan intensitas sedang, contohnya jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang.

4. Terapi farmakologis

Terapi farmakologis ini dibagi 2 yaitu obat minum dan obat suntik. Pemberiannya berbeda-beda terngantung kepada kondisi penderita, jadi gak bisa disama-samain, karena setiap orang punya karakteristiknya masing-masing. Yang paling penting dari terapi obat ini adalah kepatuhan, karena obat diabetes ini bisa diminum atau disuntikkan seumur hidup.

Nah, udah pada lumayan paham kan ya?

Sampai sini dulu penjelasan gue, semoga mudah dipahami.

dr. Adam Prabata
Kobe, Jepang
10 April 2019






Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Membawa Keluarga ke Jepang (Part. 2)

Part. 2 JEPANG (Setelah Keberangkatan) Buat yang belum baca part. 1 nya, silahkan baca dulu disini ya supaya lebih nyambung  Membawa Keluarga ke Jepang (Part. 1) Residence Card, Juminhyo, dan Asuransi Kesehatan Gue sampe di Jepang pada tanggal 27 September 2018. Hal yang gue lakukan pertama kali adalah membuat residence card dan asuransi kesehatan . Residence card  ini adalah kartu identitas kita selama disini, ya mirip mirip KTP lah kalo di Indonesia. Asuransi Kesehatan itu langsung gue buat karena emang biaya kesehatan di sini mahal banget. Oiya, pembuatan residence card  dan asuransi kesehatan disini sangat cepat, cuma 1-2 jam. Beda jauh sama pembuatan KTP di Indonesia yang bisa sampe 6 bulan, itu aja kadang belom tentu udah jadi, hahaha. Setelah itu gue juga membuat Juminhyo  yaitu surat alamat tempat tinggal kita. Pembuatannya juga gak sampai 1 jam. Residence card , asuransi kesehatan, dan juminhyo  ini dibuatnya di satu tempat,...

Sandwich Generation, Apakah Itu dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Apakah kalian pernah mendengar sandwich generation? Apakah kalian mengerti arti dari sandwich generation? Atau jangan-jangan malah kalian termasuk sandwich generation? Pertama kali gue mengetahui atau mendengar mengenai sandwich generation  adalah dari akun penasihat finansial yang hits di instagram, yaitu Jouska. Sebelumnya gue gak pernah mendengar istilah ini sama sekali karena memang di keluarga dan lingkaran pertemanan gue tidak ada yang berminat membicarakan perencanaan keuangan. Jadi apa itu sandwich generation ? Sandwich generation adalah generasi yang harus membiayai orang tua padahal mereka harus juga membiayai anak mereka (Merriam-webster).   Situasinya biasanya adalah pasangan yang sudah menikah, tidak menutup juga yang belum menikah, berusia 30-40 tahun, dengan tanggungan anak yang butuh dibiayai kehidupan dan pendidikannya. Pada saat bersamaan, pasangan tersebut juga memiliki orang tua yang sudah sepuh serta tidak berpenghasila...

Selamat Ulang Tahun yang ke-2 Bang Arka!!

Hari ini, waktu fajar menjelang, tepat 2 tahun yang lalu engkau dilahirkan. Setengah gak percaya juga akhirnya aku menjadi seorang ayah. Ya, aku, orang yang masih banyak kekurangan di segala aspek, ternyata dipercaya oleh Allah untuk mengemban amanah berupa seorang anak laki-laki. Waktu terus berjalan seiring dengan pertumbuhan dan perkembanganmu. Mulai dari hanya bisa menangis, kemudian merayap, merangkak, berjalan, melompat, hingga sekarang bisa ikut menirukan bahkan mengobrol dengan ayah dan bunda. Aku sebagai seorang ayah selalu berusaha membersamaimu dan selalu berusaha menjadi yang pertama, minimal kedua setelah bunda, yang menyaksikan langkah pertamamu dalam menjalani setiap tahapan. Aku sebagai ayah hanya ingin mengucapkan Selamat ulang tahun Bang Arka! Semoga Allah selalu mengaruniamu umur panjang, kesehatan, serta pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Semoga Allah juga mengarunia kesehatan dan umur panjang kepada ayah dan bunda agar selalu bisa menjaga d...