Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2019

Berapa Persen Uang yang Sebaiknya Ditabung atau Diinvestasikan?

Gue waktu masih awal menikah masih terbawa kebiasaan boros saat masih bujangan. Batas maksimal uang yang digunakan untuk belanja dan hobi gue itu adalah jumlah rekening di tabungan gue.  Gaji yang lumayan karena bekerja sebagai dokter menambah kebiasaan konsumtif gue dan istri. Hampir setiap hari kita makan di luar, gak pernah masak, dikit-dikit beli barang elektronik baru, bahkan gue pernah beli gitar yang baru nya seharga mobil second. Biasalah, pengantin baru dan baru ngerasain enaknya punya uang sendiri. Setahun pertama menikah gue gak sadar tuh kalo sebenernya jumlah rekening gue secara garis besar itu merosot, walaupun pendapatan yang masuk juga cukup banyak. Momen gue sadar adalah ketika gue harus bayar persalinan istri gue. Abis ambil uang yang jumlahnya lumayan, gue ngeliat sisa saldo dan langsung kaget terus bilang " waduh kenapa tinggal segini doang duit gue?!" Setelah itu gue langsung sadar kalo gue itu selama ini terlalu boros dan gak ngebatasin ko...

Jepang, (katanya) Ramah Anak

“ Wah enak banget mau pindah ke Jepang. Disana ramah anak kok, kamu pasti betah tinggal disana nanti ”, begitu kira-kira respon banyak orang yang tahu gue akan pindah ke Jepang. Dalam hati, gue balik nanya, “ maksudnya ramah anak gimana sih? Emang Indonesia gak ramah anak ?”. Dan setelah tiga bulan tinggal di Jepang, akhirnya gue menyadari perbandingannya. Transportasi Walaupun waktu di Indonesia gue bukan anak kereta (gak pernah ngerasain naik kereta pas jam kerja, gak pernah tahu seganas apa gerbong wanita, apalagi ngerasain gangguan kereta), tapi gue cukup yakin bahwa kereta api di Jepang lebih ramah anak. Disini, selain ada gerbong khusus wanita dan tiap gerbong ada kursi prioritas untuk penumpang yang sudah tua, disabilitas, wanita hamil dan penumpang yang bawa bayi (bukan cuma untuk ibu-ibu, tapi bapak-bapakpun boleh duduk), tapi juga disediakan space khusus untuk taruh stroller . Sepengalaman gue yang minim naik kereta Indonesia sih gue gak pernah nemuin ya ada ...

Pilih Menabung atau Investasi?

Menabung Rajin menabung pangkal kaya Pernahkah kalian mendengar ungkapan tersebut? Ungkapan tersebut sering digunakan oleh orang tua untuk memotivasi anaknya agar dapat hidup lebih hemat dan rajin menabung. Dengan menabung kita berharap kelak kehidupan akan menjadi lebih baik, lebih kaya, bisa membeli mobil, bahkan rumah sendiri.  Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit Kita selalu berharap dengan hidup lebih irit dan lebih banyak menabung, maka sedikit demi sedikit uang yang kita kumpulkan akan bertambah banyak. Uang yang bertambah banyak tersebut kemudian dapat digunakan untuk memenuhi semua keinginan kita. Gue dulu termasuk salah satu orang yang percaya dengan ungkapan tersebut. Gue sangat percaya kalo gue bisa hidup hemat, maka gue bisa menyimpan lebih banyak uang di tabungan, dan nanti bisa membeli barang-barang yang gue inginkan.  Inflasi Sampai suatu hari gue mengenal ada sesuatu yang bernama inflasi .  Inflasi adalah proses ...

Gejala Demam Berdarah Dengue

Pernah denger tentang demam berdarah dengue atau DBD? Cerita yang pernah kita denger tentang penyakit ini mayoritas menakutkan memang, entah itu terkait keluhan demam yang tinggi, dirawat di rumah sakit, bahkan hingga kematian. Gue sendiri gak pernah mengalami DBD tapi gue sering ketemu pasien DBD semasa kerja di rumah sakit dahulu. Kondisinya variatif, mulai dari yang kelihatan sehat dengan keluhan minimal hingga yang sekarat kemudian akhirnya meninggal. Yang paling menakutkan dari DBD ini adalah kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) . DSS adalah kondisi demam berdarah yang disertai dengan syok . Nah syok itu adalah gangguan aliran darah dalam tubuh , biasanya ditandai dengan tekanan darah sangat rendah ( <90/60 ), yang berakibat tubuh tidak dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk jaringan tubuh. Akibat dari syok ini bisa fatal, salah satunya adalah kematian.  Salah satu cara meminimalisir risiko ketika terkena demam berdarah adalah mengetahui lo terken...

Tiga Bulan Pertama di Jepang

Semenjak pindah ke Jepang, gue dituntut untuk benar-benar struggle jadi ibu rumah tangga yang sesungguhnya. Hahahahaha kenapa struggle ? Ya maklum, males dan gak mandiri aku tuh anaknya. Jadi lumayan berasa ya waktu pindah kesini. Pertama, gue dituntut untuk jadi hemat. Atau lebih tepatnya dituntut untuk lebih manage keuangan. Kalau dulu bisa foya-foya, sekarang harus tahan-tahan. Dulu tiap hari makan di luar, sekarang masak aja, makan di rumah biar irit. Perkara masak juga harus dipikir biar lebih hemat.  Berhubung disini gak ada warung sayur, jadilah harus belanja di supermarket. Sebenarnya banyak supermarket dekat apartemen, tapi untuk lebih irit, kita (gue, suami, dan anak) cari supermarket termurah walau harus jalan kaki sejauh hampir 2 km. Bolak-balik 4 km dong ya kan. Jalan kaki loh sodara-sodara. Alhamdulillah tertolong stroller untuk bawa belanjaan buat seminggu. Selain itu, yang jadi concern selanjutnya adalah tentang listrik. Kaget, karena sekarang ...

Ulang Tahun Pernikahan ke 3

Kobe, 13 Maret 2019 Untuk Aisyah Rahmayanti di tempat, Tiga tahun bukan waktu yang sangat lama, tapi juga bukan waktu yang sebentar. Ya, sudah selama itu keluarga kita terbentuk. Dimulai dari kita berdua, ayah dan bunda, kemudian muncul abangdut. Mudah-mudahan juga akan bermunculan adik-adik abangdut, aamiin. Mohon doanya netizen. Ulang tahun pernikahan yang ketiga ini agak berbeda dibandingkan yang sebelumnya. Selalu bisa pergi tepat di hari pernikahan dan masih tinggal di Depok adalah pembeda paling utama. Semoga meskipun kondisi saat ini berbeda, hubungan kita akan tetap sama, bahkan lebih kuat. Ujian yang menanti kita makin berat kedepannya, tinggal di negara orang tentu berbeda dibandingkan tinggal di negara sendiri. Setiap tempat memang punya ujiannya tersendiri. Semoga ujian-ujian yang akan muncul bisa terus kita hadapi bersama. Semoga di ulang tahun pernikahan yang ketiga ini, kita bisa makin kuat. Kuat dalam hubungan, kuat dalam menjaga abangdut, kuat...

Perlukah Kita Mempersiapkan Dana Darurat?

"By failing to prepare, you are preparing to fail" (Benjamin Franklin) Quote ini dulu gue sepelein di kehidupan finansial gue. Tapi semua berubah ketika istri gue akan melahirkan. Gue dulu gak pernah tau bahwa printilan yang mesti dibeli untuk menyiapkan kelahiran bayi itu sangaaat banyak dan ternyata cukup mahal. Gue juga dulu gak pernah tau kalo biaya untuk melahirkan itu sangat besar. Yang paling parah adalah, gue bahkan gak pernah mempersiapkan dana khusus buat hamil dan melahirkan. Sebulan setelah peristiwa melahirkan yang mendebarkan sekaligus menguras dompet itu, gue baru ngeh kalo ternyata cashflow  gue bulan itu ambruk sampe minus hampir 10 juta. Gileeee, kalo gue gak punya tabungan, pasti bakal ngutang sana-sini itu. Setelah kejadian itu, gue baru ngeh pentingnya mempersiapkan dana khusus untuk menghadapi sesuatu yang tidak kita perkirakan atau kerennya itu unexpected events .  Gue coba cari-cari di buku dan internet akhirnya nemulah gue is...

Bagaimana Cara Meningkatkan Kondisi Finansial Secara Umum?

Salah satu cita-cita utama gue adalah mencapai financial freedom  atau kebebasan finansial. Meskipun kerjaan gue dokter yang notabene jauh dari pembahasan dan topik finansial, gue selalu tertarik sama hal-hal yang berbau keuangan. Pemikiran mengenai kebebasan finansial ini semakin menguat ketika gue mulai berumah tangga, apalagi pas punya anak. Bayangin aja, gue sempet gatau berapa kisaran biaya bersalin, gatau berapa simpenan uang gue secara umum, bahkan gatau alokasi pengeluaran gue kaya gimana. Pokoknya waktu itu era kegelapan deh, karena gue hampir gak tau apa-apa. Setelah era itu, gue mulai belajar dari buku-buku atau artikel, terus mulai menata kondisi finansial gue perlahan-lahan. Gue mulai ngerti gimana alokasi pengeluaran, investasi, dan printilan-printilan lainnya. Nah, di tulisan kali ini gue mau sharing  tentang ilmu-ilmu finansial yang sejauh ini gue baca. Ini gue anggep sebagai catatan pribadi tentang finansial gue, yang kali aja bisa membantu atau ...

Ketika anak anda muntah, bagaimana cara mengatasinya?

Muntah "Wueeeek... wueeek..." "Bundaaaaa, muntah niiih, oeeek...." Mendengar suara muntah dari anak itu emang agak mengerikan ya. Kadang juga bercampur kesel kalo misalnya muntahnya itu abis dikasih makan anaknya. Rasanya sayang aja gitu makanan yang udah masuk ke mulut anak. Muntah ini juga keluhan yang sering bikin anak dibawa orang tua nya ke IGD. Biasanya dengan nuansa yang panik, takut, dan mau marah. "Dok, tolong dok!! anak saya muntah terus nih, gimana ini?!!" "Dok! muntahnya gak berenti nih. Kalo nanti dehidrasi gimana?" "Aduh naak, kamu muntah terus. Tolong dong dok!" Ya kira-kira semacam itu pernyataan-pernyataan orang tua dari pasien anak dengan keluhan muntah-muntah. Orang tua itu kalo anaknya muntah-muntah, takutnya luar biasa. Bisa lebih takut dibanding kalo anaknya mencret atau demam. Karena biasanya disertain dengan keluhan anaknya gak mau makan atau minum, atau yang lebih parah selalu dikel...