Skip to main content

Unpopular Opinion: Tujuan Hidup Tidak Perlu Dipamerkan atau Di-share


"Tulis besar-besar tujuan atau goal hidupmu, biarkan teman-teman dan dunia melihatmu, bagikan prosesmu menuju tujuanmu, kemudian bagikan hasil akhir kesuksesanmu"

"Bagikan tujuanmu dan biarkan tujuanmu itu memandumu"

Sering mendengar petuah-petuah mengenai share your goal tersebut? Pernah disuruh untuk menuliskan tujuanmu di atas kertas untuk dipampang di dinding atau diteriakkan keras-keras?

Petuah untuk memamerkan tujuan atau goal itu bertujuan untuk mendekatkan kita pada tujuan kita. Banyak orang beranggapan bahwa dengan berani mendeklarasikan tujuan hidup artinya kita maju selangkah lebih dekat ke tujuan hidup tersebut.

Banyak juga yang beranggapan bahwa dengan mendeklarasikan tujuan hidup artinya kita memberitahu semesta mengenai tujuan hidup kita dengan harapan semesta akan berkonspirasi untuk mewujudkan tujuan tersebut. Anggapan tersebut didasarkan pada prinsip law of attraction atau semesta mendukung (mestakung).

Maraknya tindakan tersebut memunculkan pertanyaan di dalam diri gue, apakah memang tujuan hidup itu segitu perlunya untuk dipamerkan? Apakah memang benar-benar sebermanfaat itu? atau malah jangan-jangan hasilnya kontradiktif?

Setelah berkontemplasi dan melakukan perenungan panjang, gue akhirnya berpendapat bahwa tujuan hidup itu tidak perlu dipamerkan, dideklarasikan, ataupun di-share.



Premature Sense of Completeness

Ketika kita memberitahu orang lain mengenai tujuan atau intensi kita, maka mau tidak mau, suka tidak suka, itu akan melahirkan perasaan "telah berhasil mencapai tujuan" yang prematur atau bahasa kerennya premature sense of completeness. Sensasi "telah berhasil mencapai tujuan" ini dapat membuat seseorang merasa seolah-olah ia telah selangkah lebih maju dalam mencapai tujuannya bahkan di titik ekstrem dapat membuat seseorang merasa telah benar-benar mencapai tujuannya.

Hasil dari sensasi ini adalah perilaku yang tidak benar-benar serius dalam mengejar tujuan. Kepuasan akibat memberitahu tujuan atau intensi kita yang melatarbelakangi munculnya perilaku tersebut.

Gue pribadi lebih memilih untuk tidak membagikan tujuan, goals, atau intensi gue karena risiko munculnya sensasi premature sense of completeness ini. Munculnya sensasi ini malah dapat menghambat diri gue sendiri dalam berpacu untuk meraih tujuan.



Early Praise can Kill Your Goals

Pernahkah kalian membagikan atau mendeklarasikan tujuan kalian dan kemudian ada orang yang memujinya? Bagaimana perasaan kalian setelah mendapatkan pujian tersebut? Senang? Merasa sedikit lebih maju dalam mencapai tujuan? atau malah merasa bahwa tujuan tersebut mudah?

Para ahli menyatakan bahwa pujuan yang terlalu dini dapat membuat orang yang mendapatkan pujian tersebut merasa bahwa ia telah menang atau mendapatkan tujuan tersebut. Perasaan tersebut akhirnya akan membuat orang tersebut lebih kecil kemungkinannya untuk mengejar tujuannya.



Konklusi

Perdebatan mengenai perlu tidaknya tujuan hidup ini untuk dideklarasikan masih menjadi topik yang panas hingga saat ini. Penelitian yang menunjang juga sudah cukup banyak dengan hasil yang saling bertolak belakang.

Gue pribadi tetap pada pendapat bahwa tujuan hidup itu tidak perlu dipamerkan apalagi di share. Bagaimana dengan anda?

Adam Prabata
5 Agustus 2019
Kobe, Jepang

Comments

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete
  2. Gw setuju banget sama ini bro.
    Btw lu di jepang magang/ kuliah kah?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Membawa Keluarga ke Jepang (Part. 2)

Part. 2 JEPANG (Setelah Keberangkatan) Buat yang belum baca part. 1 nya, silahkan baca dulu disini ya supaya lebih nyambung  Membawa Keluarga ke Jepang (Part. 1) Residence Card, Juminhyo, dan Asuransi Kesehatan Gue sampe di Jepang pada tanggal 27 September 2018. Hal yang gue lakukan pertama kali adalah membuat residence card dan asuransi kesehatan . Residence card  ini adalah kartu identitas kita selama disini, ya mirip mirip KTP lah kalo di Indonesia. Asuransi Kesehatan itu langsung gue buat karena emang biaya kesehatan di sini mahal banget. Oiya, pembuatan residence card  dan asuransi kesehatan disini sangat cepat, cuma 1-2 jam. Beda jauh sama pembuatan KTP di Indonesia yang bisa sampe 6 bulan, itu aja kadang belom tentu udah jadi, hahaha. Setelah itu gue juga membuat Juminhyo  yaitu surat alamat tempat tinggal kita. Pembuatannya juga gak sampai 1 jam. Residence card , asuransi kesehatan, dan juminhyo  ini dibuatnya di satu tempat,...

Sandwich Generation, Apakah Itu dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Apakah kalian pernah mendengar sandwich generation? Apakah kalian mengerti arti dari sandwich generation? Atau jangan-jangan malah kalian termasuk sandwich generation? Pertama kali gue mengetahui atau mendengar mengenai sandwich generation  adalah dari akun penasihat finansial yang hits di instagram, yaitu Jouska. Sebelumnya gue gak pernah mendengar istilah ini sama sekali karena memang di keluarga dan lingkaran pertemanan gue tidak ada yang berminat membicarakan perencanaan keuangan. Jadi apa itu sandwich generation ? Sandwich generation adalah generasi yang harus membiayai orang tua padahal mereka harus juga membiayai anak mereka (Merriam-webster).   Situasinya biasanya adalah pasangan yang sudah menikah, tidak menutup juga yang belum menikah, berusia 30-40 tahun, dengan tanggungan anak yang butuh dibiayai kehidupan dan pendidikannya. Pada saat bersamaan, pasangan tersebut juga memiliki orang tua yang sudah sepuh serta tidak berpenghasila...

Selamat Ulang Tahun yang ke-2 Bang Arka!!

Hari ini, waktu fajar menjelang, tepat 2 tahun yang lalu engkau dilahirkan. Setengah gak percaya juga akhirnya aku menjadi seorang ayah. Ya, aku, orang yang masih banyak kekurangan di segala aspek, ternyata dipercaya oleh Allah untuk mengemban amanah berupa seorang anak laki-laki. Waktu terus berjalan seiring dengan pertumbuhan dan perkembanganmu. Mulai dari hanya bisa menangis, kemudian merayap, merangkak, berjalan, melompat, hingga sekarang bisa ikut menirukan bahkan mengobrol dengan ayah dan bunda. Aku sebagai seorang ayah selalu berusaha membersamaimu dan selalu berusaha menjadi yang pertama, minimal kedua setelah bunda, yang menyaksikan langkah pertamamu dalam menjalani setiap tahapan. Aku sebagai ayah hanya ingin mengucapkan Selamat ulang tahun Bang Arka! Semoga Allah selalu mengaruniamu umur panjang, kesehatan, serta pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Semoga Allah juga mengarunia kesehatan dan umur panjang kepada ayah dan bunda agar selalu bisa menjaga d...