Pernahkah ada pembicaraan mengenai uang dan kondisi finansial di keluarga anda? di dalam lingkaran anda? atau mungkin di lingkungan pendidikan dan pekerjaan anda?
Beranikah anda menanyakan mengenai kondisi finansial teman dekat anda? orang tua anda? atau jangan-jangan anda tidak berani menanyakan kondisi finansial pasangan anda sendiri?
Mudah ditebak kalau mayoritas orang akan menjawab tidak pernah dan/atau tidak berani. Kondisi ini disebabkan oleh masih kuatnya kultur membicarakan uang dan kondisi finansial yang dianggap tabu.
Tabu dalam membicarakan uang bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara lain, mungkin di seluruh dunia. Selain seks, uang menjadi salah satu topik pembicaraan yang sangat tabu untuk dibicarakan.
Mengapa membicarakan uang masih dianggap tabu?
Membicarakan uang masih dianggap tabu oleh sebagian orang karena beberapa faktor antara lain:
1. Kultur dan Kebiasaan
Kultur membicarakan uang dainggap tabu paling sering dimulai dari rumah. Banyak orang tua yang enggan membicarakan mengenai uang dan kondisi finansial mereka terhadap anak-anaknya.
Orang tua beranggapan anak-anak tidak perlu tahu mengenai kondisi keuangan mereka agar anak-anak dapat tetap menikmati kehidupan mereka tanpa tahu kondisi atau masalah keuangan orang tuanya. Ironisnya, kebanyakan anak-anak tahu mengenai kondisi keuangan ini ketika orang tua mereka sedang bertengkar atau muncul masalah keuangan yang berat di keluarga mereka.
Ironi tersebut akan menghasilkan anak-anak yang memiliki pandangan negatif mengenai uang dan manajemen finansial. Ketika menjadi orang tua, anak-anak tersebut akan menurunkan pandangan dan kebiasaan tersebut kepada anak-anak mereka, sehingga kultur dan kebiasan tersebut terus berlanjut.
2. Persepsi Negatif
Mencoba mengangkat topik mengenai uang dalam pembicaraan tidak jarang menimbulkan kesan negatif terhadap diri kita. Kesan matre, sombong, atau tidak bersyukur terhadap rezeki akan tercap pada diri kita. Tidak jarang bertanya mengenai gaji atau penghasilan terhadap seseorang dianggap sebagai sesuatu yang rendah, lebih rendah dari bertanya tentang seks.
Persepsi negatif tersebut menyebabkan orang tidak mau membicarakan mengenai uang. Ketidakmauan tersebut dapat berimbas pada ketidakinginan untuk mencari pengetahuan lebih lanjut mengenai uang, yang tentu selanjutnya menyebabkan rendahnya pengetahuan mengenai uang.
3. Pemahaman yang Salah Mengenai Uang
Banyak orang beranggapan bahwa permasalahan mengenai uang adalah permasalahan yang akan selesai dengan sendirinya. Mereka merasa cukup dengan membiarkan masalah uang mengalir begitu saja atau percaya kalau nanti akan ada uangnya saat dibutuhkan.
Pemahaman ini kemudian memunculkan anggapan bahwa uang dan segala permasalahan terkait dengannya tidak perlu untuk dibicarakan.
Manfaat mendobrak ketabuan membicarakan uang
Ketiga alasan di atas merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pembicaraan mengenai uang masih menjadi hal yang tabu hingga saat ini. Tabunya pembicaraan mengenai uang ini dapat berimbas pada minat pada uang yang kurang, sehingga berakibat pada rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai uang.
Rendahnya pengetahuan terhadap uang dapat berakibat pada kondisi finansial yang kurang baik juga dan secara tidak langsung akan berakibat pada perekonomian suatu negara, bahkan global.
Berkaca pada kondisi tersebut, tabunya pembicaraan mengenai uang sudah saatnya kita dobrak bersama. Apalagi di dalam ajaran agama yang kita anut di Indonesia juga tidak ada ajaran mengenai ketabuan dalam membicarakan uang (please correct me if i'm wrong).
Membicarakan mengenai uang juga dapat menghasilkan beberapa manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan Pengetahuan Finansial
Berdasarkan pengalaman pribadi, pengetahuan finansial adalah salah satu pengetahuan yang ternyata berperan vital dalam kehidupan gue. Meskipun gue telat dalam mendapatkan pengetahuan ini dan baru sebentar dalam mempelajari pengetahuan ini lebih dalam, namun efeknya sangat terasa dalam kehidupan gue.
Membicarakan uang dengan lingkaran atau teman-teman kita dapat membuka wawasan baru mengenai finansial. Kita bisa lebih tahu mengenai masalah dan kondisi keuangan lingkungan sekitar kita yang akan memberi pelajaran bagi kita.
Memiliki pengetahuan finansial juga membuat kita lebih aware terhadap kondisi negara kita. Tidak hanya asal percaya pada buzzer dan media sosial.
2. Menurunkan Kebiasaan dan Pengetahuan Finansial pada Keturunan Kita
Membicarakan uang dapat dimulai dari lingkungan terdekat kita, yaitu keluarga. Melalui pembicaraan mengenai uang, kita sebagai orang tua dapat memberikan bekal yang sangat berguna bagi anak-anak kita.
Mengajarkan pengetahuan finansial sejak dini adalah salah satu hal yang dilakukan para old money kepada anak-anaknya. Tidak heran ada ungkapan "yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin" karena pengetahuan finansial yang kesannya eksklusif tersebut.
Kurangnya pendidikan finansial di sekolah semakin meningkatkan urgensi kita sebagai orang tua untuk memberikan pendidikan finansial yang memadai kepada anak-anak kita. Selain membicarakan mengenai keuangan, kita juga bisa memberikan contoh perilaku terkait keuangan yang baik, seperti berhemat, cara spending, atau berinvestasi.
3. Meningkatkan Kepercayaan Terhadap Pasangan dan Keluarga
Uang merupakan isu yang jarang dibicarakan, tapi dapat memberikan efek yang besar terhadap keharmonisan pasangan dan keluarga. Jarangnya uang dibicarakan berakibat pada menumpuknya masalah-masalah kecil mengenai uang yang akhirnya ketika masalah tersebut meledak langsung mengganggu keharmonisan.
Mendobrak stigma tabu dalam membicarakan uang dengan pasangan atau keluarga akan memudahkan untuk munculnya masalah-masalah kecil mengenai uang yang dapat segera diselesaikan.
Selain itu, mengetahui kondisi finansial pasangan dan anggota keluarga secara detail akan meningkatkan kepercayaan kita terhadap mereka. Dengan mengetahui kondisi finansial mereka juga kita dapat lebih berkompromi terhadap kelebihan dan kekurangan mereka dalam hal finansial, yang secara tidak langsung dapat menyebabkan munculnya tindakan saling tolong menolong dan menumbuhkan kemampuan manajemen finansial.
Konklusi
Tumbuh suburnya budaya tabu dalam membicarakan uang berkontribusi secara tidak langsung terhadap kurang baiknya kondisi finansial seseorang. Mendobrak stigma tabu tersebut merupakan tugas kita sebagai generasi yang akan menjadi pemimpin pada era Indonesia Emas. Tentunya kita tidak mau kalau finansial masih menjadi masalah besar pada era tersebut.
Adam Prabata
7 Agustus 2019
Kobe, Jepang
Persepsi negatif tersebut menyebabkan orang tidak mau membicarakan mengenai uang. Ketidakmauan tersebut dapat berimbas pada ketidakinginan untuk mencari pengetahuan lebih lanjut mengenai uang, yang tentu selanjutnya menyebabkan rendahnya pengetahuan mengenai uang.
3. Pemahaman yang Salah Mengenai Uang
Banyak orang beranggapan bahwa permasalahan mengenai uang adalah permasalahan yang akan selesai dengan sendirinya. Mereka merasa cukup dengan membiarkan masalah uang mengalir begitu saja atau percaya kalau nanti akan ada uangnya saat dibutuhkan.
Pemahaman ini kemudian memunculkan anggapan bahwa uang dan segala permasalahan terkait dengannya tidak perlu untuk dibicarakan.
Manfaat mendobrak ketabuan membicarakan uang
Ketiga alasan di atas merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pembicaraan mengenai uang masih menjadi hal yang tabu hingga saat ini. Tabunya pembicaraan mengenai uang ini dapat berimbas pada minat pada uang yang kurang, sehingga berakibat pada rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai uang.
Rendahnya pengetahuan terhadap uang dapat berakibat pada kondisi finansial yang kurang baik juga dan secara tidak langsung akan berakibat pada perekonomian suatu negara, bahkan global.
Berkaca pada kondisi tersebut, tabunya pembicaraan mengenai uang sudah saatnya kita dobrak bersama. Apalagi di dalam ajaran agama yang kita anut di Indonesia juga tidak ada ajaran mengenai ketabuan dalam membicarakan uang (please correct me if i'm wrong).
Membicarakan mengenai uang juga dapat menghasilkan beberapa manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan Pengetahuan Finansial
Berdasarkan pengalaman pribadi, pengetahuan finansial adalah salah satu pengetahuan yang ternyata berperan vital dalam kehidupan gue. Meskipun gue telat dalam mendapatkan pengetahuan ini dan baru sebentar dalam mempelajari pengetahuan ini lebih dalam, namun efeknya sangat terasa dalam kehidupan gue.
Membicarakan uang dengan lingkaran atau teman-teman kita dapat membuka wawasan baru mengenai finansial. Kita bisa lebih tahu mengenai masalah dan kondisi keuangan lingkungan sekitar kita yang akan memberi pelajaran bagi kita.
Memiliki pengetahuan finansial juga membuat kita lebih aware terhadap kondisi negara kita. Tidak hanya asal percaya pada buzzer dan media sosial.
2. Menurunkan Kebiasaan dan Pengetahuan Finansial pada Keturunan Kita
Membicarakan uang dapat dimulai dari lingkungan terdekat kita, yaitu keluarga. Melalui pembicaraan mengenai uang, kita sebagai orang tua dapat memberikan bekal yang sangat berguna bagi anak-anak kita.
Mengajarkan pengetahuan finansial sejak dini adalah salah satu hal yang dilakukan para old money kepada anak-anaknya. Tidak heran ada ungkapan "yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin" karena pengetahuan finansial yang kesannya eksklusif tersebut.
Kurangnya pendidikan finansial di sekolah semakin meningkatkan urgensi kita sebagai orang tua untuk memberikan pendidikan finansial yang memadai kepada anak-anak kita. Selain membicarakan mengenai keuangan, kita juga bisa memberikan contoh perilaku terkait keuangan yang baik, seperti berhemat, cara spending, atau berinvestasi.
3. Meningkatkan Kepercayaan Terhadap Pasangan dan Keluarga
Uang merupakan isu yang jarang dibicarakan, tapi dapat memberikan efek yang besar terhadap keharmonisan pasangan dan keluarga. Jarangnya uang dibicarakan berakibat pada menumpuknya masalah-masalah kecil mengenai uang yang akhirnya ketika masalah tersebut meledak langsung mengganggu keharmonisan.
Mendobrak stigma tabu dalam membicarakan uang dengan pasangan atau keluarga akan memudahkan untuk munculnya masalah-masalah kecil mengenai uang yang dapat segera diselesaikan.
Selain itu, mengetahui kondisi finansial pasangan dan anggota keluarga secara detail akan meningkatkan kepercayaan kita terhadap mereka. Dengan mengetahui kondisi finansial mereka juga kita dapat lebih berkompromi terhadap kelebihan dan kekurangan mereka dalam hal finansial, yang secara tidak langsung dapat menyebabkan munculnya tindakan saling tolong menolong dan menumbuhkan kemampuan manajemen finansial.
Konklusi
Tumbuh suburnya budaya tabu dalam membicarakan uang berkontribusi secara tidak langsung terhadap kurang baiknya kondisi finansial seseorang. Mendobrak stigma tabu tersebut merupakan tugas kita sebagai generasi yang akan menjadi pemimpin pada era Indonesia Emas. Tentunya kita tidak mau kalau finansial masih menjadi masalah besar pada era tersebut.
Adam Prabata
7 Agustus 2019
Kobe, Jepang
Uang itu bikin pusing gan😁
ReplyDeleteayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
ReplyDeletehanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^