Investasi . . .
Yap, kata investasi memang terdengar menyeramkan, kesannya sulit dan rumit. Kesan mewah dan eksklusif juga melekat di kata investasi ini, seolah hanya orang-orang kaya dan berduit yang mampu untuk berinvestasi. Orang-orang dengan kemampuan finansial kurang atau menengah sepertinya tidak masuk di dalam ruang lingkup investasi.
Pertanyaannya, benarkah begitu?
Gue, sampai 2 tahun lalu, juga beranggapan seperti itu. Gue mikir investasi itu eksklusif dan hanya bisa dilakukan orang kaya. Sampai suatu ketika banyak bermunculan akun-akun yang mengedukasi mengenai finansial dan investasi serta muncul orang-orang yang "meracuni" gue untuk berinvestasi di inner circle gue.
Kebetulan salah satu mimpi terbesar gue adalah "tidak bekerja namun memiliki penghasilan yang sangat besar" atau bahasa gaul jaman sekarangnya itu adalah financial freedom. Mungkin sejak masa SMA, jauh sebelum financial freedom menjadi hype seperti saat ini, kebebasan finansial tersebut sudah menjadi mimpi gue. Masalahnya adalah gue gak tau bagaimana cara mencapainya.
Berkat kemunculan akun-akun edukatif dan orang-orang yang "meracuni" gue tersebut, gue mulai tahu bahwa ternyata investasi itu mudah, tidak eksklusif, dan terjangkau.
Jadi, stigma investasi yang eksklusif, mahal, dan sulit itu sebaiknya mulai kita buang jauh-jauh.
Apakah berinvestasi itu penting?
Sebagai pelaku investasi yang baru memulai, menurut gue berinvestasi ini penting banget. Alasan paling klasik adalah karena ada inflasi. Buat yang belum tahu, inflasi adalah proses meningkatnya harga barang.
Nah inflasi ini terjadi hampir setiap tahun. Kerasa kan kalo semakin lama harga barang semakin mahal? Uang 5000 rupiah pada 10 tahun lalu masih bisa membeli bakso 2 porsi, sekarang hanya dapat 1 atau 1/2 porsi.
Berdasarkan contoh di atas, mungkin lo juga dapat menyimpulkan kalau nilai mata uang itu juga akan tergerus setiap tahunnya akibat inflasi. Yap, uang yang lo tabung susah payah dan disimpen di bawah kasur itu akan berkurang terus nilainya setiap tahun.
Nah buat ngelawan inflasi itulah maka diperlukan investasi untuk menumbuhkan uang kita.
Buat gue pribadi selain alasan inflasi, investasi diperlukan karena gue pengen membuat uang bekerja untuk gue, bukan hanya selalu gue yang bekerja untuk uang.
Bagaimana caranya memulai investasi?
Eitss, sebelum memulai atau terjun langsung untuk berinvestasi. Kita wajib belajar mengenai investasi terlebih dahulu.
Mengapa kita harus belajar? Mengapa tidak terjun langsung saja? Kan bisa learning by doing?
Gini gini, jaman sekarang itu banyak banget yang namanya investasi bodong. Tau kan? Itu loh investasi yang mengiming-imingi keuntungan besar, eh taunya cuma penipuan atau skema ponzi. Gak pernah denger skema ponzi? Makanya belajar, jangan asal nyebur!
Orang-orang sok pinter dan gak mau belajar itulah yang jadi santapan investasi-investasi bodong. Maunya dapet uang banyak dan cepet doang, tapi gak mau belajar.
Gue pribadi belajar dulu sebelum memutuskan terjun untuk berinvestasi. Gue beli buku-buku finansial dan saham di toko buku dan mencari ebook yang menunjang. Beberapa buku yang gue rekomendasiin untuk dibaca antara lain:
a. The Intelligent Investor (Benjamin Graham)
Ini buku rekomendasi banget untuk belajar saham dan obligasi.
b. Personal Finance for Dummies (Eric Tyson)
Ini bisa sekalian untuk belajar mengelola kondisi keuangan lo. Seri-seri for dummies yang lain juga sangat direkomendasikan untuk dibaca.
c. Yuk Belajar Saham untuk Pemula (Investor Saham Pemula)
Buku bagus untuk yang mau belajar mengenal saham.
Nah berikut gue list nih, apa aja sih manfaat yang bisa lo dapet kalo lo belajar dulu sebelum berinvestasi.
1. Mengurangi risiko terkena investasi bodong
Dengan belajar secara benar, lo akan tahu apa aja jenis investasi yang tergolong aman dan tidak bodong. Lo bisa tahu juga perusahaan-perusahaan penyedia jasa investasi yang terdaftar di otoritas jasa keuangan (OJK), yang otomatis mengurangi risiko penipuan di perusahaan tersebut.
Jadi misalnya lo menemukan suatu perusahaan atau peluang investasi yang terkesan menggiurkan keuntungannya, nah wajib lo cek dulu tuh apakah terdaftar di OJK apa enggak. Kalo enggak, mending lo skip dulu deh, bahaya.
2. Mengetahui jenis-jenis investasi yang ada
Sejauh yang gue tau, jenis investasi itu banyak bangeeet. Mulai dari emas, tanah, mata uang asing, saham, surat utang negara, surat utang perusahaan, unitlink, peer-to-peer lending, dll. Nah banyak kan? Sebelum lo memulai, lo mesti cari tahu tuh penjelasan mengenai jenis-jenis investasi di atas.
Misalnya nih gue mau berinvestasi di SBR007 (savings bond ritel) yang lagi hits itu, gue mesti tahu itu dikeluarkan oleh siapa, berapa keuntungan pertahunnya, dimana gue bisa beli, kapan masa jatuh temponya, gimana risikonya, dan lain sebagainya.
3. Mengetahui tujuan berinvestasi
Lo wajib tahu tujuan lo berinvestasi tuh apa. Untuk dana pensiun? untuk dana pendidikan anak? untuk membeli rumah? atau untuk yang lainnya?
Lo wajib tahu tujuan investasi lo karena itu akan terkait sama instrumen investasi apa yang lo pilih. Beda instrumen investasi akan berbeda pula tingkat keuntungan dan masa investasinya.
4. Mengetahui profil risiko
Profil risiko adalah kemampuan kita untuk menanggung risiko. Lo harus tahu kalau setiap jenis investasi itu mengandung risiko, seaman apapun investasinya. Jadi gak ada ceritanya tuh investasi pasti berhasil, mau deposito atau SBR yang katanya aman sekalipun tetep mengandung risiko.
Nah setiap orang itu beda-beda kemampuan menanggung risikonya. Ada yang kalo uangnya hilang 5% aja udah megap-megap, tapi ada yang hilang uangnya 75% masih santai-santai.
Yang penting adalah lo tahu profil risiko lo semana, gampangnya seberapa sanggup lo kehilangan uang lo.
Setelah belajar, bagaimana selanjutnya?
Nah setelah lo udah punya pengetahuan tentang investasi, berikutnya yang lo lakuin adalah tentuin instrumen investasi yang lo mau dan MULAI!!
Biar gampang relate-nya, pake pengalaman gue aja yak. Gue pribadi setelah masa kontemplasi dan belajar tersebut, memilih untuk berinvestasi di obligasi negara dan saham.
Yang gue lakuin untuk memulai adalah:
* Obligasi Negara
Gue pergi ke bank pemerintah yang kebetulan istri gue punya rekening di situ dan membuka akun untuk bisa membeli obligasi negara, pada kasus gue adalah SBR dan ritel. Prosesnya cepet banget dan mudah, gak sampai 1 jam proses di bank sudah beres. Setelah itu, gue menunggu sekitar 2-3 hari hingga akun dapat digunakan. Proses membelinya juga simpel, tinggal klik sana-sini di layar hape atau laptop, tidak sampai 30 menit kita sudah berhasil membeli obligasi negera.
*Saham
Gue pergi ke kantor sekuritas saham. Terus mengurus berkas di sana selama 1-2 jam. Akun untuk membeli saham langsung aktif dalam waktu 3 hari. Proses membeli sahamnya juga mudah, tidak sampai 10 menit gue dapat membeli saham.
Nah, mudah kan prosesnya? Yang sulit itu cuma melawan stigma dan melalui proses belajarnya.
Saran dari gue, segeralah berinvestasi sedini mungkin, semakin cepat semakin baik. Jangan lupa belajar perencanaan keuangan pribadi juga ya, karena investasi itu hanya bagian dari perencanaan keuangan.
Semoga tulisan ini bisa membantu.
Adam Prabata
17 Juli 2019
Kobe, Jepang
Waktu membeli saham, apa yg diperhitungkan untuk pemula?
ReplyDeleteayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
ReplyDeletehanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^