Apakah kalian sudah mendengar mengenai Coronavirus yang katanya berasal dari Wuhan, China?
Atau jangan-jangan saat ini kalian sedang ketakutan terhadap virus tersebut?
Eh atau jangan-jangan kalian sudah terinfeksi virus tersebut?
Pada tulisan kali ini, gue mau ngebahas mengenai Coronavirus yang lagi populer itu, terutama seputar fakta dan fiksi yang banyak banget berseliweran mengenai virus ini, mulai dari seperti apakah virus ini hingga apakah virus ini adalah azab. Outline tulisan ini kurang lebih adalah tanya jawab menggunakan pertanyaan yang biasanya ditanyakan oleh orang Indonesia.
Gue juga akan menyertakan sumber pada tulisan ini berhubung ini terkait erat sama profesi gue saat ini. Iya bener, dokter, iya gue masih dokter kok, hahaha. Pada tulisan kali ini gue sangat membuka pintu debat dan masukan dan kalau ada yang salah pada tulisan ini, gue gak akan sungkan untuk segera memperbaiki. Let's start it!
1. Coronavirus itu apa sih?
Berdasarkan website WHO (https://www.who.int/health-topics/coronavirus), coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari common cold (common cold ini batuk pilek ringan dan lucu atau masuk angin) hingga penyakit yang lebih berat, seperti middle east respiratory syndrome (MERS) dan severe acute respiratory syndrome (SARS). MERS itu penyakit saluran pernapasan yang pernah mewabah di timur tengah sekitar tahun 2012. Kalo SARS itu juga sesama penyakit saluran pernapasan yang pernah mewabah di China sekitar tahun 2003. Jadi penyebab wabah MERS dan SARS itu sama-sama coronavirus yak. Gak usah sok tau dan nyebut-nyebut kalo coronavirus itu baru muncul sekarang-sekarang ini. Btw, gue gak bakal jelasin SARS atau MERS lebih lanjut yak, nanti malah ngelantur soalnya.
Coronavirus itu bisa menginfeksi banyak spesies burung, dan mamalia (unta, kelelawar, tikus, anjing, dan kucing), termasuk juga manusia. Coronavirus itu udah ditemuin sejak sekitar 50 tahunan yang lalu, nih jurnalnya:
Cheever, F. S., J. B. Daniels, A. M. Pappenheimer, and O. T. Baily. 1949. A murine virus (JHM) causing disseminated encephalomyelitis with extensive destruction of myelin. I. Isolation and biological properties of the virus. J. Exp. Med. 90:181-194.
DAN
Bailey, O. T., A. M. Pappenheimer, F. Sargent, M. D. Cheever, and J. B. Daniels. 1949. A murine virus (JHM) causing disseminated encephalomyelitis with extensive destruction of myelin. II. Pathology. J. Exp. Med. 90:195-212.
Kedua jurnal ini ngebahas tentang coronavirus di tikus pada tahun 1949, udah lama banget kan? seumur bokap nyokap atau kakek nenek lo mungkin penelitian ini?
Nah, yang akhir-akhir ini bikin wabah itu adalah salah satu strain dari coronavirus yang namanya Covid-19 atau 2019-nCoV.
Paham ya? Jadi pembahasan setelah ini akan berfokus pada strain dari coronavirus yang namanya Covid-19 atau 2019-nCoV ini. Nah kalo Covid-19 ini emang baru diketahui mulai muncul kasus pertamanya itu di akhir Desember 2019.
2. Coronavirus itu bahaya apa enggak sih sebenarnya?
Kalo berdasarkan https://www.worldometers.info/coronavirus/ saat tulisan ini diketik (18 Februari 2020 jam 14:40 WIB), saat ini sudah terdapat 73.336 kasus yang sudah dilaporkan di seluruh dunia dengan jumlah korban meninggal 1.874 kasus.
Jadi case fatality rate atau angka kematiannya adalah 2,55%. Kalau mau disederhanakan jadi
Dari 100 orang yang terinfeksi Covid-19, terdapat 2-3 orang yang meninggal dunia
Nah, bahaya enggak sih angka segitu?
Kita buat perbandingan angka kematian aja ya biar gampang:
Flu burung = 60%
Demam berdarah = 2-5% (https://emedicine.medscape.com/article/215840-overview)
Kalau dibandingkan dengan penyakit-penyakit di atas tentunya kecil kan angka kematian dari infeksi Covid-19 ini? Tapi balik lagi, seandainya yang kena infeksi ini tuh anggota keluarga atau orang-orang yang kita cintai gimana?
Terus kenapa heboh banget kalo angka kematiannya "hanya" 2,55%?
Nah, strain coronavirus ini punya keistimewaan dibanding strain lainnya seperti SARS atau MERS yaitu adalah mudahnya penularan dan kecepatan penyebarannya.
Covid-19 ini mencapai angka 70.000 an kasus kaya sekarang hanya dalam rentang waktu tidak sampai 2 bulan sejak dugaan kasus pertama pada akhir Desember 2019 di Wuhan. SARS yang pernah disebut sebagai "the First Pandemic of the 21st century" hanya mencapai sekitar 8000 infeksi dalam kurun waktu 2-3 tahun, sedangkan MERS hanya 2499 kasus sejak 2012 hingga Desember 2019.
Jauh banget kan kecepatan dan kemampuan penyebarannya? Karena seakan-akan semua orang dapat terinfeksi oleh strain virus ini dengan cepat dan sangat-sangat menular, makanya virus ini menciptakan kehebohan dimana-mana.
3. Apakah semua orang bisa tertular virus ini? Katanya orang Indonesia kebal ya?
Orang Indonesia kebal? Udah baca berita belum? Ada 3 orang Indonesia yang jadi kru di Kapal Diamond Princess yang sudah positif terinfeksi Covid-19. Nih gue kasih salah satu link beritanya, supaya lo pada mau baca https://www.cnbcindonesia.com/news/20200218133518-4-138670/alert-3-wni-positif-corona-di-kapal-pesiar-diamond-princess
Semua orang berisiko tertular virus ini, termasuk orang Indonesia. Dari anak-anak hingga orang yang berusia lanjut, semua sudah ada kasusnya yang terinfeksi virus ini.
Jadi plis jangan nyebar-nyebarin lagi kabar TANPA BUKTI kalo orang Indonesia itu kebal sama Covid-19 ini. Udah eneg gue ngeliat kabar hoax begitu berseliweran di timeline medsos, dengan alasan udah kebiasa makan kotor, sering batuk pilek, kuman-kuman udah jinak sama kita, dll. Mungkin sebagian ada yang ngerasa itu becanda doang, tapi yang bener-bener percaya sepenuh hati kalo itu bener juga gak sedikit loh. Pada tau kan tingkat pendidikan dan kemauan 'mencari tau fakta' dari orang Indonesia itu kaya apa?
Tapi ada catatan penting nih dari WHO, orang berusia lanjut dan punya masalah medis sebelumnya (asma, penyakit jantung, diabetes) lebih rentan untuk bergejala lebih berat pada saat terinfeksi virus ini. Sumber: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters
Jadi untuk pembaca yang berusia lanjut dan punya masalah medis yang disebutkan di atas, lebih berhati-hati ya!!
4. Gejala kalo terinfeksi Coronavirus itu gimana sih?
Gejala infeksi Covid-19 itu mayoritas gejala common cold atau masuk angin seperti demam dan batuk, bisa juga disertai sesak napas. Kalo pada kondisi infeksi berat, coronavirus bisa menyebabkan munculnya radang paru atau pneumonia, yang kemudian berlanjut pada kondisi gagal napas dan berujung pada kematian.
Nah gejala ini gak serta merta langsung muncul abis kita terkena paparan virusnya. Ada yang namanya masa inkubasi. Masa inkubasi itu gampangnya adalah masa dimana virus udah mulai menginfeksi badan kita tapi belum ada gejala yang muncul. Masa inkubasi Covid-19 adalah 2-14 hari. Bahkan penelitian terbaru menunjukkan kalo masa inkubasi Covid-19 bisa mencapai 24 hari (https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.02.06.20020974v1).
Gampangnya bisa dibilang kalo kita bisa sudah terinfeksi Covid-19 selama 24 hari tanpa gejala, tapi pada masa itu kita sudah berpotensi menularkan virus tersebut ke orang lain.
5. Bisa diobatin apa enggak sih coronavirus? Kok ada yang bilang udah ada obatnya? Katanya di ruqyah bisa sembuh?
HINGGA SAAT INI BELUM ADA OBAT YANG DIREKOMENDASIKAN UNTUK MENCEGAH DAN MENGOBATI COVID-19!!
Ini dari WHO yaak, bukan dari gue pribadi. Terserah kalian sih tapi mau percaya sumber yang mana, ahlinya atau bukan ahlinya.
Nah, jadi gimana dong kalo ada pasien yang terinfeksi Covid-19?
Virus itu sejatinya adalah self-limited disease, artinya infeksi virus itu akan sembuh sendiri secara spontan biasanya karena kalah dengan sistem imunitas kita. Termasuk juga Covid-19 ini, mayoritas akan sembuh spontan.
Sejauh ini, tatalaksana yang dilakukan bila ada pasien yang terinfeksi Covid-19 adalah menangani gejalanya, misalnya kalo demam dikasih obat demam, kalo batuk ya dikasih obat batuk, selain itu pasien-pasien juga akan diberikan tatalaksana suportif yang optimal.
Saat ini katanya penelitian yang bertujuan untuk menemukan tatalaksana dan pencegahan efektif terhadap Covid-19 sedang dilaksanakan. Mari kita berdoa bersama agar penelitian-penelitian tersebut segera menemukan titik terang.
Kalo antibiotik gimana? Bisa gak untuk mengobati infeksi Coronavirus?
Antibiotik itu obat untuk mengobati infeksi bakteri ya. Bakteri itu beda sama virus, nah Covid-19 itu virus, jadi gak ngaruh sama sekali ya.
Jadi Antibiotik tidak efektif untuk mengatasi infeksi Covid-19.
Kalo obat penguat imunitas itu gimana? Efektif gak untuk Coronavirus?
Seperti yang udah gue bahas di atas, secara umum, infeksi virus bisa sembuh sendiri karena kalah dengan sistem imunitas kita. Jadi secara umum, obat penguat imun itu bisa membantu untuk kesembuhan dari infeksi virus. Untuk Covid-19 gimana? Sejauh ini setau gue belum ada penelitian yang mendukung penggunaan obat penguat imun terhadap infeksi Covid-19.
Jadi, jangan asal percaya ya sama klaim suatu merk ya!
Kalo ruqyah gimana tuh? efektif gak?
Wah ini gue gak bisa jawab, bukan keahlian gue soalnya. tapi setau gue jawabannya sama kaya obat penguat imunitas yaitu belum ada penelitian yang mendukung penggunaan ruqyah terhadap infeksi Covid-19.
6. Udah ada belum sih vaksin untuk pencegahan infeksi Coronavirus?
Sejauh ini belum ada vaksin spesifik untuk infeksi Covid-19. Strain virus ini kan termasuk baru, jadi hingga saat ini belum ada tuh peneliti yang bisa membuat vaksin terhadap virus tersebut.
Kalo vaksin pneumonia atau infeksi paru lain gimana? Efektif gak kira-kira?
Vaksin-vaksin dari virus penyebab pneumonia, seperti pneumokokus atau Haemophilus influenza type B itu tidak menjamin pencegahan terhadap infeksi Covid-19.
Nah, tapi walaupun tidak efektif, WHO tetap merekomendasikan vaksin yang berfungsi untuk mencegah penyakit-penyakit pernapasan, termasuk vaksin influenza.
Sumber: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters
7. Gimana nih pencegahan dari infeksi Coronavirus?
Berdasarkan rekomendasi WHO, pencegahan terhadap infeksi Covid-19 itu yang utama adalah cuci tangan dengan cairan cuci tangan yang terbuat dari alkohol, kalo gak ada, pake air dan sabun aja boleh kok. Setelah kering, tangan bisa dikeringkan dengan paper towel atau hair dryer.
Ohiya, pencegahan tersebut gak efektif kalo virusnya sudah berada di dalam tubuh kita ya. Malah bahaya kalo kita nyemprotin alkohol ke bagian dalam tubuh kita, misal mulut atau hidung.
Pake masker juga merupakan salah satu pencegahan dari infeksi ini. Tapi sebenernya masker yang kita gunakan, entah itu kertas, surgical, atau N95 sekalipun gak bisa sepenuhnya melindungi dari infeksi coronavirus. Meskipun begitu, penggunaan masker tetap direkomendasikan apalagi dikombinasikan dengan mencuci tangan yang baik dan benar.
8. Kenapa di Indonesia belum ada yang terkena infeksi Covid-19 ya?
Hmmm, gue gak berani komentar banyak kalo ini. Tapi jujur gue sih skeptis sama fakta ini, kenapa gue skeptis?
a. Gak ada bukti hingga saat ini kalo suhu dan iklim dapat berpengaruh terhadap perkembangan virus ini.
Kalo bukti efek suhu sama kelembaban terhadap strain coronavirus yang lain emang udah ada, tapi yang spesifik untuk virus ini gue belum nemu. Bahkan CDC masih meragukan bahwa wabah ini dapat berkurang ketika suhu mulai menghangat karena musim dingin akan berakhir.
b. Kesadaran orang Indonesia untuk memeriksakan dirinya kalo sakit masih belum bagus
Berapa banyak sih dari kita yang kalo batuk pilek lucu terus berobat ke RS atau puskesmas hingga diperiksa untuk infeksi Covid-19? Palingan minum tolak angin sama dikerok kan?
Gak diperiksa kan karena gak pergi ke China sama sekali, they said. Yakin gak ada kontak sama orang China yang ternyata menderita infeksi itu? Udah ada loh kasus orang yang gak pernah ke China, tapi terinfeksi Covid-19, sampe meninggal lagi.
c. Fasilitas untuk memeriksa Covid-19 kurang merata dan adekuat
Alat dan bahan untuk meriksa infeksi Covid-19 ini emang ada di semua tempat? Enggak kan? Apa semua yang berpotensi untuk terinfeksi Covid-19 ini dirujuk ke fasilitas tersebut? Hmmm, paling dikasih obat batuk pilek terus dipulangin atau kalau berat ya disangka pneumonia. Kalo untuk fasilitas pemeriksaan sih kita udah ada ya dan itu bagus untuk periksa coronavirus strain Covid-19.
d. Sudah terbukti kalo ada orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19 di Kapal Diamond Princess. Jadi masih berani bilang genetik orang Indonesia kebal gak nih?
Yang ini no comment deh gue, Baca beritanya aja sendiri sana.
Silahkan menambahkan kalo ada yang mau kasih masukan.
9. Cara penularan coronavirus itu gimana sih?
Sejauh ini, Covid-19 diketahui dapat menular melalui penularan orang ke orang, antara lain melalui:
a. Kontak erat (kontak dengan penderita dengan jarak dibawah 6 kaki)
b. Droplet respiratorik (droplet yang keluar kalo penderita bersin atau batuk)
Covid-19 diduga juga bisa menular melalui permukaan benda yang sudah tertempel virus. Jadi kalau kita menyentuh benda itu, kemudian menyentuh mulut atau hidung kita, kita berpotensi terinfeksi oleh virus tersebut. Penularan melalui mata masih menjadi dugaan hingga saat ini, tetap berhati-hati!
Orang yang paling berisiko untuk menularkan virus ini adalah orang yang sedang bergejala paling berat. Orang yang sudah terinfeksi namun belum atau tidak bergejala (asimptomatik) tetap berpotensi menularkan, meskipun bukan rute penularan utama.
Gimana? Udah pada lebih tahu kan mengenai coronavirus?
Untuk yang mau menambahkan informasi atau update terbaru sangat ditunggu loh, supaya tulisan ini bisa diperbaiki. Gue bikin tulisan ini juga buat menambah informasi untuk diri gue sendiri dan keluarga kok, karena kan gue harus ngelakuin literature research juga sebelum bisa nulis kaya gini.
Semoga tulisan ini bisa membantu kalian yang sedang mengalami bias informasi mengenai Coronavirus yang lagi hits ini.
Adam Prabata
19 Februari 2020
Kobe, Jepang
*Penulis adalah dokter umum yang sekarang sedang menjalani pendidikan Ph.D kardiovaskular di Kobe University, Jepang.
p
ReplyDeleteKeajaiban tidak akan pernah berakhir, saya berdoa untuk allah untuk memberkati Nyonya Esther Patrick, saya kehilangan Ewita warga negara Indonesia, saya tinggal di JL.kutisari selatan geng ekonomi No. 13-G, Indonesia. Ibu saya mengatakan kepada saya bahwa dia akan melalui internet dan datang ke publikasi Nyonya Esther Patrick, mengatakan bahwa fasilitas kredit telah memberinya pinjaman kepada masyarakat umum dengan suku bunga sangat rendah 2% persen, Anda dapat menghubungi Nyonya Esther Patrick melalui emailnya: [estherpatrick83@gmail.com].
ReplyDeleteJadi, saya memberi tahu teman saya tentang pandangan meminjam dari Nyonya Esther Patrick, dan dia mengatakan dia tidak akan memberi tahu saya bahwa saya tidak meminjam dari Nyonya Esther Patrick, tetapi saya perlu meminjamkan sejumlah kecil untuk memeriksa apakah perusahaannya adalah perusahaan.
Jadi, saya bertindak atas sarannya dan menghubungi Nyonya Esther Patrick melalui emailnya: [estherpatrick83@gmail.com] yang diposkan oleh ibu saya, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp200.000.000. Nyonya Esther Patrick menanggapi saya dan mengirimi saya semua syarat dan ketentuan perusahaannya yang saya baca dan saya menyetujui persyaratannya.Setelah persetujuan permohonan pinjaman, saya menerima pemberitahuan dari bank saya bahwa jumlah Rp200.000.000 dikreditkan ke rekening bank saya dari perusahaan Nyonya Esther Patrick.
Saya sangat senang dan berbagi kabar baik dengan ibu saya dan teman saya yang menyarankan saya untuk terus maju.Ia menyelesaikan pembayaran kembali pinjaman tersebut pada 07 Juli 2018, dan saya meminta sejumlah Rp550.000.000 yang juga saya terima di rekening bank saya setelah prosedur itu dilakukan.
Jadi, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk memberi tahu siapa saja yang mencari pemberi pinjaman pribadi di Internet yang pasti akan menghubungi Nyonya Esther Patrick melalui e-mail {ESTHERPATRICK83@GMAIL.COM}Anda dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan bantuan atau Anda ingin bertanya tentang bagaimana saya mendapat pinjaman.Ini email saya: [ewitayuda1@gmail.com]Terima kasih, pengikut saya